Penurunan tegangan pada kabel: penyebab dan perhitungan

Pendahuluan: Dalam sistem kelistrikan, transmisi daya melalui kabel merupakan aspek yang krusial.Penurunan tegangan pada kabel

adalah masalah umum yang mempengaruhi efisiensi dan kinerja peralatan listrik.Memahami penyebab tegangan

drop dan cara menghitungnya sangat penting bagi insinyur dan teknisi listrik.Pada artikel ini, kita akan membahas alasannya

di balik jatuh tegangan pada kabel dan memberikan metode perhitungan sederhana, termasuk contoh praktis.

 

Penyebab turunnya tegangan pada kabel :

Resistansi: Penyebab utama penurunan tegangan pada kabel adalah resistansi yang melekat pada bahan konduktif.Saat listrik

arus mengalir melalui kabel, ia menemui hambatan, menyebabkan penurunan tegangan di sepanjang kabel.Perlawanan ini

dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti bahan kabel, panjang, dan luas penampang.

Ukuran kabel: Menggunakan kabel berukuran kecil untuk beban listrik tertentu dapat mengakibatkan resistansi yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan penurunan tegangan yang signifikan.

Sangat penting untuk memilih kabel dengan ukuran yang sesuai berdasarkan perkiraan aliran arus untuk meminimalkan penurunan tegangan.

Panjang kabel: Kabel yang lebih panjang cenderung memiliki penurunan tegangan yang lebih tinggi karena bertambahnya jarak perjalanan arus listrik.

Oleh karena itu, ketika merancang sistem kelistrikan, penting untuk mempertimbangkan panjang kabel dan memilih ukuran kabel atau

gunakan perhitungan penurunan tegangan untuk memastikan kinerja optimal.

 

Perhitungan jatuh tegangan: Jatuh tegangan pada suatu kabel dapat dihitung dengan menggunakan hukum Ohm yang menyatakan bahwa jatuh tegangan (V) adalah

sama dengan hasil kali arus (I), hambatan (R), dan panjang kabel (L).Secara matematis, V = I * R * L.

Untuk menghitung penurunan tegangan secara akurat, ikuti langkah-langkah berikut: Langkah 1: Tentukan arus maksimum (I) yang mengalir melalui kabel.

Hal ini dapat diperoleh dari spesifikasi peralatan atau perhitungan beban.Langkah 2: Tentukan hambatan (R) kabel dengan mengacu

dengan spesifikasi pabrikan kabel atau berkonsultasi dengan standar yang relevan.Langkah 3: Ukur atau tentukan panjang kabel (L) secara akurat.

Langkah 4: Kalikan arus (I), hambatan (R), dan panjang kabel (L) untuk mendapatkan penurunan tegangan (V).Ini akan memberikan nilai

penurunan tegangan dalam volt (V).

 

Contoh: Mari kita asumsikan sebuah skenario dimana kabel sepanjang 100 meter dengan resistansi 0,1 ohm per meter digunakan untuk mengalirkan arus 10 amp.

Untuk menghitung penurunan tegangan:

Langkah 1: I = 10 A (diberikan) Langkah 2: R = 0,1 ohm/m (diberikan) Langkah 3: L = 100 m (diberikan) Langkah 4: V = I * R * LV = 10 A * 0,1 ohm/m * 100 m V = 100 volt

Oleh karena itu, jatuh tegangan pada contoh ini adalah 100 volt.

 

Kesimpulan : Memahami penyebab jatuh tegangan pada kabel dan cara menghitungnya sangat penting untuk perancangan sistem kelistrikan yang optimal

pertunjukan.Resistansi, ukuran kabel, dan panjang kabel merupakan faktor yang berkontribusi terhadap penurunan tegangan.Dengan menggunakan hukum Ohm dan ketentuan yang diberikan

Dengan metode perhitungan, para insinyur dan teknisi dapat secara akurat menentukan penurunan tegangan dan membuat keputusan yang tepat untuk meminimalkan dampaknya.

Ukuran kabel yang tepat dan pertimbangan penurunan tegangan akan menghasilkan sistem kelistrikan yang lebih efisien dan andal.


Waktu posting: 11 Sep-2023